Istilah stres sering digunakan untuk menunjuk kondisi dinamis, yang mempertemukan seseorang dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang berkaitan dengan sesuatu yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai hal yang tidak pasti dan penting. Dengan kata lain, stres adalah kondisi keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis (Marliani, 2015).
Stres sendiri diartikan sebagai sebuah respon adaptif psikologis dari seorang individu yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal atau suatu kejadian yang mengganggu keseimbangan individu tersebut (Sandhu; dalam Baqutayan 2015). Hal ini senada dengan penjelasan Diahsari (2016) yang menyatakan bahwa pada dasarnya, stres merupakan reaksi fisik, emosional, dan psikologis terhadap peristiwa yang mengancam. Umumnya, stres dipandang sebagai sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan dan menimbulkan masalah, sehingga stres juga dinamakan distress, namun ada stres yang menyenangkan atau membuat seseorang merasa tertantang, yang dinamakan eustress. Secara umum stres ini diartikan sebagai sebuah kondisi yang mengancam diri individu.
Menurut Fahmi (2017), stres merupakan suatu keadaan yang menekan diri dan jiwa seseorang di luar batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi maka hal ini akanberdampak pada kesehatannya. Stres tidak timbul begitu saja, namun sebab-sebab stres timbul umumnya diikuti oleh faktor peristiwa yang mempengaruhi kejiwaan seseorang, dan peristiwa itu terjadi di luar dari kemampuannya, sehingga kondisi tersebut telah menekan jiwanya.
Sedangkan, Kupriyanov & Zhdanov (2014) menyatakan bahwa stres yang ada saat ini adalah sebuah atribut kehidupan modern. Stres kerja dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka (Rivai & Sagala, 2009).
Stres kerja adalah suatu kondisi dimana terdapat kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dalam diri seseorang (individu), akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala atau tuntutan di tempat kerja, yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai sesuatu yang tidak pasti atau penting (Djaali & Muljono, 2008).
Stres kerja merupakan gangguan homeostasis yang menyebabkan perubahan pada keseimbangan fisiologis yang dihasilkan dari adanya rangsangan terhadap fisik maupun psikologis. Namun seiring dengan kemajuan ilmu pengetahun dan bertambahnya penelitian di bidang stres, berbagai teori tentang stres pun bermunculan. Beberapa teori tersebut diantaranya: Person-Environment Fit, Conservation of Resources Theory, dan The Job Demands-Control-support Model of Work Design (Dewe, O’Driscoll, & Cooper, 2012).
Menurut Waluyo (2015), stres kerja adalah sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku. Stressor kerja merupakan segala kondisi pekerjaan yang dipersepsikan seseorang sebagai suatu tuntutan dan dapat menimbulkan stres kerja.Stress Kerja & Kepuasan Kerja